Kamis, 17 September 2015
Artikel
Pernikahan Adalah Sebuah Perjalanan
Marak perpisahan sampai terjadi perceraian bukan lagi berita fenomenal. Bila tempo dulu pernikahan dipandang sakral dan sangat terhormat, sekarang perceraian begitu mudah dilakukan. Bahkan hanya dengan satu kalimat jitu yang dianggap sakti, “Tidak ada kecocokan lagi”. Pernikahan sebenarnya adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang ada gol dan tujuan yang harus dicapai, karenanya mesti dijalani hingga sampai pada tujuan. Ibarat suami istri sedang menuju suatu tempat mengendarai mobil, ada saja masalah yang bisa menghambat perjalnan tersebut. Semisal macet atau ban mobil pecah. Tentu kita akan mengupayakan agar perjalanan dapat dilanjutkan kembali. Salah satunya cara yaitu dengan mengganti ban mobil. Disini suami isteri akan saling menolong sesuai dengan porsi masing-masing. Tak mungkin masing-masing dengan cara sendiri-sendiri atau saling menyalahkan.
Demikian pula dalam perjalanan pernikahan. Kehidupan pernikahan tak selamanya berjalan mulus. Hambatan pasti ada, terlebih dengan adanya ego, perbedaan sifat dan latar belakang. Kesalahpahaman karena salah komunikasi dan konflik lainnya dapat saja terjadi. Namun jangan sampai masalah yang ada menghambat kita masuk dalam rancangan sempurna dari Tuhan. Belajarlah mengkomunikasikan hal-hal yang memicu persoalan, saling bertukar pikiran demi menemukan solusi terbaik bagi kebutuhan pernikahan. Jangan jadikan tantangan dan hambatan sebagai alasan menyerah, hancur dan kandasnya mahligai pernikahan. Jika pernikahan dalam masa krisis, ingat dan lihatlah tujuan maupun rencana indah Tuhan tentang pernikahan.
Ketahuilah, pernikahan pun tidak berhenti seiring akhir hidup kita, tetapi sampai keturunan kita ketiga dan keempat (Keluaran 34.7). Jadi pikirkan dan usahakan semua yang baik bagi pernikahan kita, sebab dampaknya akan ditanggung oleh anak cucu. Seperti kisah yang terjadi dalam kehidupan pernikahan sebuah keluarga. Anggota keluarga mereka beberapa mengalami perceraian, dan setelah ditelusuri ternyata kakek dari keluarga tersebut pernah menikah sampai beberapa kali. Seperti pribahasa “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya“. Renungkan mengapa kakek nenek yang bercerai tanpa disadari para keturunannya pun mudah mengalami perceraian? Itu akibat kualitas pernikahan yang tidak dijaga.
Mungkinkah Anda menemukan masalah dalam keluarga? Perbedaan pendapat tanpa kata sepakat, karakter, perilaku maupun tindakan yang tidak menyenangkan. atau persoalan lainnya. Jangan Anda terpaku pada masalah yang ada jika ingin pernikahan selamat. Yang kita lihat itu bukan dasar pernikahan. Jangan pula lupakan bahwa pernikahan adalah sebuah perjalanan. Kalaupun terpaksa “bercerai” hanya satu penyebab yang dikenan oleh Tuhan, yaitu “maut yang memisahkan”.
Sumber : Buku Kingdom Family
Copyright © 2013-2015. FGBMFI Regional West 4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Haleluya
BalasHapus